Jakarta — Semangat mempererat harmoni antarumat beragama tampak nyata dalam kegiatan silaturahmi lintas agama yang digelar pada Sabtu (31/5/2025) di Gereja Katolik Paroki St. Kalvari, Lubang Buaya, Cipayung.
Acara ini dihadiri oleh Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol. Nicolas Ary Lilipaly bersama jajaran Muspika Kota Jakarta Timur, serta ratusan tokoh agama dan masyarakat dari berbagai kepercayaan.
Hal ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan kekuatan bagi warga Jakarta Timur.
Hadir dalam forum ini antara lain Walikota Jakarta Timur Munjirin, S.Sos., M.Si., Dandim 0505 Letkol Inf. Nelson Paido, serta Ketua Paroki Kalvari RD. Johan Ferdinand Wijshijer. Turut hadir para tokoh agama dari Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, hingga Konghucu.
Silaturahmi yang diikuti oleh lebih dari 300 peserta ini diawali dengan doa lintas agama, dilanjutkan sambutan hangat dari para pemimpin daerah dan tokoh gereja.
Dalam suasana akrab, para tokoh menyampaikan harapan yang sama: Jakarta Timur tetap menjadi wilayah yang damai, rukun, dan bebas dari konflik sosial.
Walikota Jakarta Timur dalam sambutannya mengajak para tokoh agama untuk terus menjadi teladan bagi umat. Ia juga menyoroti perlunya partisipasi aktif jemaat dalam mencegah berbagai potensi konflik sosial seperti tawuran yang masih kerap terjadi di wilayah perbatasan.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol. Nicolas Ary Lilipaly dalam keterangannya menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif para tokoh agama yang telah memfasilitasi ruang dialog dan kebersamaan lintas iman.
“Silaturahmi lintas agama seperti ini adalah fondasi penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Ketika tokoh-tokohnya bersatu, maka umatnya pun akan rukun. Kami dari kepolisian siap menjadi pengayom bagi seluruh umat tanpa membedakan latar belakang agama maupun suku,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kapolres menegaskan bahwa Polres Metro Jakarta Timur berkomitmen untuk terus bersinergi dengan tokoh agama dan masyarakat dalam menjaga stabilitas sosial.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk tidak ragu melibatkan kepolisian dalam menyikapi isu-isu keagamaan yang berpotensi menimbulkan keresahan.
Acara berlanjut ke sesi diskusi bersama para narasumber, antara lain Romo Yos yang memaparkan tentang Dokumen Istiqlal sebagai simbol dialog lintas iman, serta KH. Fuad Maarif dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Diskusi berlangsung dinamis, diselingi sesi tanya jawab dan refleksi bersama atas tantangan kebangsaan di tengah kemajemukan.
Kegiatan ditutup dengan doa Ratu Surga dan makan siang bersama sebagai simbol persaudaraan.
Suasana hangat dan penuh kekeluargaan menggambarkan kuatnya komitmen warga Jakarta Timur dalam menjaga harmoni sosial.
Silaturahmi ini bukan sekadar seremoni, tetapi wujud nyata bahwa keberagaman dapat dirajut menjadi kekuatan, jika ada kemauan bersama untuk mendengar, memahami, dan saling menjaga.