Situasi di depan Markas Polda Metro Jaya pada Kamis pagi terpantau ramai oleh adanya dua kelompok massa yang menggelar aksi unjuk rasa secara bergantian.
Kegiatan pengamanan dilakukan secara ketat oleh jajaran Batalyon D Pelopor Satuan Brimob Polda Metro Jaya Kompi 2, di bawah pimpinan AKP Muhammad Indra Putera Darmawan, S.Tr.K., S.I.K. (GD.73), dengan kekuatan satu SSK Pasukan Penindak Huru-Hara (PHH).
Sejak pukul 09.30 WIB, personel Brimob telah menempati posisi siaga di area Jaga Tama A Polda Metro Jaya.
Sekitar waktu tersebut, massa dari kelompok Aliansi Masyarakat Mencari Kebenaran mulai mendatangi lokasi dan melakukan orasi di sisi kiri pintu masuk Polda.
Aksi yang dipimpin oleh Meriati ini diikuti sekitar 50 orang peserta yang datang menggunakan satu unit mobil komando.
Dalam orasinya, massa menyampaikan aspirasi dan tuntutan terkait penetapan status tersangka terhadap delapan aktivis dan akademisi,
yang mereka nilai telah dikriminalisasi oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Massa membawa sejumlah spanduk dan pengeras suara, namun situasi tetap berlangsung tertib dan terkendali di bawah pengawasan petugas keamanan
Tak berselang lama, sekitar pukul 10.00 WIB, kelompok massa lain dari Pemuda Patriot Nusantara juga menggelar aksi di lokasi berbeda, tepatnya di sisi kanan gerbang Jaga Tama B Polda Metro Jaya.
Aksi ini dipimpin oleh Imam Zarkasih dan diikuti oleh sekitar 35 orang peserta. Dalam tuntutannya, kelompok tersebut meminta agar Polda Metro Jaya segera menahan tujuh tersangka dalam perkara yang mereka sebut sebagai kasus dugaan ijazah palsu milik Presiden Joko Widodo.
Kedua aksi tersebut berjalan hampir bersamaan dan mendapat pengamanan ketat dari pasukan Brimob, personel Direktorat Samapta, serta unsur keamanan internal Polda Metro Jaya.
Jajaran Brimob Batalyon D Pelopor yang dipimpin langsung oleh AKP Muhammad Indra Putera Darmawan memastikan seluruh jalur akses utama ke kawasan Mapolda tetap steril dan dapat dilalui dengan aman oleh masyarakat.
Selama kegiatan berlangsung, situasi terpantau aman, tertib, dan kondusif (TKA). Petugas melakukan pengamanan dengan pendekatan humanis,
tetap memberikan ruang kepada peserta aksi untuk menyampaikan pendapatnya, namun tetap menjaga agar situasi tidak mengganggu keamanan dan ketertiban umum.
Hingga siang hari, tidak ditemukan adanya tindakan provokatif maupun gesekan antara massa dengan aparat keamanan.
Kedua kelompok massa membubarkan diri secara tertib setelah menyampaikan orasinya masing-masing.
Jajaran Tombak dan personel Garda Solo Garut tetap tergelar di lokasi untuk memastikan situasi benar-benar aman pasca kegiatan.
Dengan berakhirnya aksi tersebut tanpa insiden, jajaran Brimob Batalyon D Pelopor Sat Brimob Polda Metro Jaya kembali menunjukkan profesionalisme dan kesiapsiagaannya dalam menjaga stabilitas keamanan, khususnya dalam pengamanan kegiatan unjuk rasa di wilayah hukum Polda Metro Jaya.




















