Tinjau SD Transmigran, Wamen Viva Yoga: Kita Ingin Anak Di Kawasan Transmigrasi Cerdas, Unggul, dan Inovatif

 
Ketika pemerintah merealisasikan transmigrasi pada tahun 1982 di Satuan Pemukiman 4, Kampung Udapi Hilir, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, segala kebutuhan dan infrastruktur dibangun. Pada 1 Oktober 1983, Kementerian Transmigrasi (Kementrans) membangun sekolah dasar (SD). SD yang sekarang bernama SD Inpres 13 dalam perjalanan waktu terus berkembang dan saat ini memiliki murid sebanyak 397 orang.
 
Sebagai sekolah yang dibangun untuk anak transmigran, saat ini SD Inpres 13 mayoritas muridnya masih dari anak transmigran, generasi ketiga atau keempat. Salah satu murid sekolah itu, Benidiktus Mayabubun, sekarang menjadi guru di tempat itu. “Saya transmigran asal Brebes, Jawa Tengah”, ujar pria Jawa yang memiliki nama Papua itu. Beni menyebut dirinya alumni STKIP Muhammadiyah Manokwari. Sebagai guru ia menyebut murid-muridnya anak transmigran dari Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. “Anak warga lokal juga banyak yang sekolah di sini”, ujarnya.
 
Pada Kamis, 18/9/2025, kepala sekolah, guru, dan murid SD yang berada di samping masjid besar itu mendapat tamu istimewa. Tamu istimewa itu adalah Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi dan Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani Sirua. Dalam kunjungan mereka meninjau kondisi bangunan sekolah, kelas, dan sarana pendukung lainnya, toilet dan sarana air bersih. “Kami datang ke sini untuk meninjau, memonitor, terkait program-program Kementrans”, ujarnya.
 
Setelah masuk kelas dan melihat bangunan lainnya, dirinya menyebut kelas dan fasilitas pendukung lainnya akan direnovasi. Untuk melakukan itu disalurkan bantuan sebesar Rp1,8 miliar. Bantuan yang dikucurkan dari APBN Tahun 2025 itu selain untuk renovasi sekolah, sarana air bersih, juga untuk pembangunan tempat ibadah dan jalan lingkungan. “Semua adalah bagian dari realisasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto  melalui Kementrans”, ujar mantan Anggota Komisi IV DPR itu.
 
Semua bantuan dianggap penting. Sebagai sekolah yang dibangun Kementrans dan untuk anak transmigran dan masyarakat yang tinggal di kawasan transmigrasi, kementerian ini ikut bertanggungjawab meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kawasan transmigrasi. “Kami ingin anak di kawasan transmigrasi menjadi manusia yang unggul, cerdas, dan inovatif”, tegasnya.
 
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, Viva Yoga akan berkolaborasi dengan kementerian terkait, pemerintahan provinsi, dan pemerintah kabupaten. Di APBN Tahun 2026, Kementrans akan tetap membantu sekolah-sekolah di kawasan transmigrasi. “Anggarannya sudah dialokasikan”, ungkapnya.
 
Ia ingin semua aspek pembangunan berjalan di kawasan transmigrasi agar mampu memenuhi segala kebutuhan transmigran dan warga setempat. “Kita ingin pembangunan secara eskalatif di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya agar semua sejahtera dan bahagia”, ujar pria asal Lamongan Jawa Timur, itu.

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed