Jakarta, Nkrinews45.com – Tragedi ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara menjadi peristiwa yang mengguncang masyarakat. Bukan saja karena kejadiannya disekolah, tapi yang lebih memprihatinkan pelakunya adalah salah satu siswa di sekolah tersebut.
Meski keterangan sementara dari kepolisian, tidak terkait jaringan teroris, atau tidak terkait langsung dengan kekerasan fisik, kejadian ini membahayakan pelajar lain dan dirinya sendiri.
Kejadian yang menelan korban kurang lebih 92 orang ini mengingatkan kita akan pentingnya lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Bullying, yang sering terjadi di sekolah, adalah bentuk kekerasan yang tidak kalah berbahayanya.
Sangat memprihatinkan bahwa info pihak kepolisian dan para ahli, pelaku melakukan tindakan nekat tersebut karena pelaku sering di bully dan direndahkan oleh teman temannya, karena emosi dan perasaan yang tidak terkendali akhirnya meluapkan kekecewaannya dengan cara yang membahayakan tersebut.
Apapun alasannya, Bullying tidak hanya merusak kesehatan mental siswa, tetapi juga menghambat proses belajar dan berkembangnya potensi mereka.
Nana Supriatna salah satu penggiat kepramukaan, bersama para Penegak dan Pandega Pramuka Kwartir Ranting Kramat Jati, Kwartir Cabang kota Jakarta Timur, bertempat di SMAN 51 Jakarta Timur, pada Sabtu 15/11/2025, Nana mengajak *Stop Bullying* dan saling peduli, juga saling mencintai agar hidup semakin berarti.
Lebih jelas Nana Supriatna menegaskan, “Dengan saling peduli dan mengasihi, kita bisa menciptakan suasana sekolah yang lebih harmonis.
Setiap individu memiliki peran penting dalam mencegah bullying.
Guru, orang tua, dan siswa harus bekerja sama untuk membangun lingkungan sekolah dengan penuh kasih sayang.
Dengan kesadaran dan tindakan nyata, Mari kita saling peduli dan mengasihi agar hidup semakin berarti,” Tuturnya. (Andy.S).
